KEHADIRAN Bantuan Langsung Tunai (BLT), bagi masyarakat miskin di negara tercinta ini. Tidak habis-habisnya menjadi buah pembicaraan baik dikalangan warga tingkat bawah, maupun kalangan LSM. Kali ini, tanggapa serius diungkapkan Yohanes, dari anggota DPRD Landak. Dia mengatakan kenaikan harga BBM dunia, berimbas terhadap perekonomian di Indonesia, akibantnya peemerintah kembali mengulirkan program BLT. “Kalau kita mau jujur, saya kurang sependapat dengan program BLT, sebaikinya dana BLT itu diberikan kepercayaan kepada daerah mengelolanya, artinya ini tepat sasaran,” kata Aleg dari PSI ini.
Ia mencontohkan pembelian pertama bibit karet, karet-karet ini diberikan kepada warga yang tidak mampu. Mungkin, pembangian selanjutnya, pemerintah memberi pupuk. “Saya rasa bila program ini jalan, akan lebih bermanfaat, dan lebih membantu, ketimbang warga langsung menerima uang senilai Rp 300 ribu per orang,” katanya.
Biasanya, lanjut Aleg dari pemilihan Landak 3 (tiga) ini, setelah warga menerima uang, uang itu tidak sampai kerumah, dimana uang itu akan digunakan keperluan lainnya. Dari kenyataan ini, Yohanes, beranggapan kehadiran BLT oleh pemerintan, sebetulnya tidak membantu warga tidak mampu, malah justru akan menjerumuskan dan menciptakan masalah. “Pengalaman terdahulu, pembangian BLT tidak jujur, orang yang berhak menerima tidak mendapat, sebaliknya orang yang tifak berhak mendapatkan dana BLT. Jelas, ini tidak benar, dan ini perbuatan salah, cuman karena ketidak berdayaan orang-orang pedalaman tidak bisa berbuat banyak guna membeli hak mereka,” katanya. (wan)
0 Response to "BLT Lebih Dialihkan Ke Bibit Karet"