NGABANG- Gembar gebur masaalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tanah air. Secara spontan beribas kepada Kabupaten Landak. Namun sangat disayangkankan, BLT untuk Kabupaten Landak belum ada kejalasan. Bagaiman dengan data orang yang berhak menerima, ternyata masih mengunakan data lama, yaitu data BLT tahun 2005. “Untuk jumlah penerima BLT 40.066 Rumah Tangga Sasaran (RTS).
Data penerima BLT Landak 2005 sudah kita serahkan kepada Pemkab sejak 2007 berjumlah 40.066 RTS. Sedangkan sistem penyaluran akan beda dengan 2005 yakni kartu BLT yang memberikan Kantor Pos. Jadi, BPS hanya menyerahkan data saja,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Landak Rosihan Anwar, DPSc kepada beberapa wartawan, Selasa (27/5) kemarin.
Dikatakannya, data penerima BLT 2008 ini pihaknya tidak ada melakukan pendataan atau pemuktahiran lagi. Karena sesuai intruksi dari pusat, data yang digunakan dari BLT 2005 lalu. “Maka untuk BLT 2008 ini, yang lebih berperan adalah pihak kantor Pos dan Pemkab,” ujar Anwar.
Kendati belum ada kejelasan kapan Kabupaten Landak mendapat kucuran BLT , tapi sistem penyaluran adalah terhitung mulai Juni 2008 ini. Penyaluran Rp.100 ribu per bulan itu tahap pertama untuk tiga bulan yakni Juni-Agustus dan tahap kedua langsung empat bulan dari September-Desember. “Dana BLT penyaluran langsung dari Menteri Sosial langsung di Kantor Pos Pusat, kemudian disayurkan hingga di kantor pos yang ada di daerah,” ungkap Anwar.
Anwar berharap kepada instansi terkait baik seperti Kecamatan dan Desa di Kabupaten Landak agar bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang BLT yang ada saat ini. Sedangkan untuk pemuktahiran data penerima BLT baru akan dilakukan tahun 2009 mendatang dan itu juga amaha dari pemerintah pusat. “Jadi instansi kita harapkan bisa saling koordinasi dengan pihak BPS selaku penyedia data, dan pembagian kartu BLT sekaligus penyalurnya adalah pihak Kantor Pos,” kata Anwar.
Tempat berbeda, Kepala Kantor Pos Ngabang Edi S dikonfirmasi tidak bisa memberikan keterangan lengkap,dia mengaku hingga saat ini belum mendapat inforamasi tentang BLT. “Coba tanya saja dengan PT Kantor Pos Pontianak,” ucapnya singkat.
Ditempat yang berbeda sebelumnya, Bupati Landak DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M,SI mengatakan efek akibat dari satu kebijak pemerintah, dimana bangsa kita ini dikenal sebagai oportunis, mengambil kesempatan dan kesempitan, sehingga belum saja pemerintah mengumumkam menaikkan harga BBM, BBM di satu daerah termasuk di Ngabang, sudah langka atau sudah naik.
“Kelakuan jelek ini seharusnya sudah kita tinggal mulai saat ini, jangan sampai moment ini diambil untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,” kata Adrianus, menanggapi kenaikan BBM di Ngabang.
Dikatakannya, pemerintah sudah punya sekema-sekema, yang sudah disiapkan, dan kalau rakyat percaya dengan sekeman itu, tidak akan menjadi masalah. “Bahwa BBM kita naik memang ia, akibat dari kenaikan harga minyak dunia. Dan pemerintah sudah cukup arip dan bijaksana dengan memberikan kompensasi, ” katanya.
Rakyat sendiri, tidak ditinggalkan, tetap diperhatikan mendapat porsi yang cukup. Dimana dana dulu untuk mengsubsidi minyak, bila ingin jujur banyak dinikmati oleh kalangan orang kaya, pejabat-pejabat tinggi, termasuk dirinya, menikmati bensin tersebut. Namun rakyat miskin dipedesaan juga ikut menanggung beban. “Dengan ditariknya subsidi BBM, dengan harapan orang-orang kaya atau pejabat tinggi menanggung beban sama dengan rakyat kecil, sedangkan rakyat mendapat kompensasi berupa program pengentasan kemiskinan, salah satunya adalah BLT,” katanya. Menyinggung Bantuan Langsung Tunai (BLT)? Bupati berharap kedepan di Kabupaten Landak tidak lagi terulang perstiwa memilikan seperti penerimaan BLT tahun 2003, 2004 dan 2005, tetapi hendaknya ini dilihat rakyat, bahwa pemerintah begitu peduli terhadap orang yang tidak mampu. “Saya menghimbau bagi masyarakat yang mampu jangan mau berebut masuk dalam program BLT. Kepada petugas untuk mendata orang miskin, lakukan itu dengan benar, jangan dia sudah kaya dicatat masuk menjadi program BLT, akan menimbulkan kecemburuan. Artinya program ini tidak tepat sasaran, seharusnya untuk orang yang miskin,” katanya seraya mengatakan paling tidak dengan BLT tersebut masyarakat bisa menikmati dana untuk kebutuhannya sehari-hari. Kapolres Landak AKBP Drs. Subnedih, SH mengatakan guna mengantisipasi kenaikan harga BBM, sejumlah aparat penegak hukum dalam hal ini polisi melakukan penjagaan ketat di SPBU Ngabang. “Kita komitmen untuk menjaga keamanan, apa lagi dalam hal akan naiknya harga BBM,” kata Kapolres Landak AKBP Drs. Subnedih, SH, kepada sejumlah wartawan, kemarin.
Diakuinya, beberapa waktu lalu, telah dipanggil beberapa pengusaha BBM, dimana dalam pertemuan itu, diminta untuk tidak menimbum BBM, sehingga masyarakat bisa membeli seperti sedia kala. “Apa bila menyimpan, tolong disalurkan, jangan sampai ketika ada razia, kami dari penegak hukum akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan hukum berlaku,” tegasnya. (wan)
Data penerima BLT Landak 2005 sudah kita serahkan kepada Pemkab sejak 2007 berjumlah 40.066 RTS. Sedangkan sistem penyaluran akan beda dengan 2005 yakni kartu BLT yang memberikan Kantor Pos. Jadi, BPS hanya menyerahkan data saja,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Landak Rosihan Anwar, DPSc kepada beberapa wartawan, Selasa (27/5) kemarin.
Dikatakannya, data penerima BLT 2008 ini pihaknya tidak ada melakukan pendataan atau pemuktahiran lagi. Karena sesuai intruksi dari pusat, data yang digunakan dari BLT 2005 lalu. “Maka untuk BLT 2008 ini, yang lebih berperan adalah pihak kantor Pos dan Pemkab,” ujar Anwar.
Kendati belum ada kejelasan kapan Kabupaten Landak mendapat kucuran BLT , tapi sistem penyaluran adalah terhitung mulai Juni 2008 ini. Penyaluran Rp.100 ribu per bulan itu tahap pertama untuk tiga bulan yakni Juni-Agustus dan tahap kedua langsung empat bulan dari September-Desember. “Dana BLT penyaluran langsung dari Menteri Sosial langsung di Kantor Pos Pusat, kemudian disayurkan hingga di kantor pos yang ada di daerah,” ungkap Anwar.
Anwar berharap kepada instansi terkait baik seperti Kecamatan dan Desa di Kabupaten Landak agar bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang BLT yang ada saat ini. Sedangkan untuk pemuktahiran data penerima BLT baru akan dilakukan tahun 2009 mendatang dan itu juga amaha dari pemerintah pusat. “Jadi instansi kita harapkan bisa saling koordinasi dengan pihak BPS selaku penyedia data, dan pembagian kartu BLT sekaligus penyalurnya adalah pihak Kantor Pos,” kata Anwar.
Tempat berbeda, Kepala Kantor Pos Ngabang Edi S dikonfirmasi tidak bisa memberikan keterangan lengkap,dia mengaku hingga saat ini belum mendapat inforamasi tentang BLT. “Coba tanya saja dengan PT Kantor Pos Pontianak,” ucapnya singkat.
Ditempat yang berbeda sebelumnya, Bupati Landak DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M,SI mengatakan efek akibat dari satu kebijak pemerintah, dimana bangsa kita ini dikenal sebagai oportunis, mengambil kesempatan dan kesempitan, sehingga belum saja pemerintah mengumumkam menaikkan harga BBM, BBM di satu daerah termasuk di Ngabang, sudah langka atau sudah naik.
“Kelakuan jelek ini seharusnya sudah kita tinggal mulai saat ini, jangan sampai moment ini diambil untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,” kata Adrianus, menanggapi kenaikan BBM di Ngabang.
Dikatakannya, pemerintah sudah punya sekema-sekema, yang sudah disiapkan, dan kalau rakyat percaya dengan sekeman itu, tidak akan menjadi masalah. “Bahwa BBM kita naik memang ia, akibat dari kenaikan harga minyak dunia. Dan pemerintah sudah cukup arip dan bijaksana dengan memberikan kompensasi, ” katanya.
Rakyat sendiri, tidak ditinggalkan, tetap diperhatikan mendapat porsi yang cukup. Dimana dana dulu untuk mengsubsidi minyak, bila ingin jujur banyak dinikmati oleh kalangan orang kaya, pejabat-pejabat tinggi, termasuk dirinya, menikmati bensin tersebut. Namun rakyat miskin dipedesaan juga ikut menanggung beban. “Dengan ditariknya subsidi BBM, dengan harapan orang-orang kaya atau pejabat tinggi menanggung beban sama dengan rakyat kecil, sedangkan rakyat mendapat kompensasi berupa program pengentasan kemiskinan, salah satunya adalah BLT,” katanya. Menyinggung Bantuan Langsung Tunai (BLT)? Bupati berharap kedepan di Kabupaten Landak tidak lagi terulang perstiwa memilikan seperti penerimaan BLT tahun 2003, 2004 dan 2005, tetapi hendaknya ini dilihat rakyat, bahwa pemerintah begitu peduli terhadap orang yang tidak mampu. “Saya menghimbau bagi masyarakat yang mampu jangan mau berebut masuk dalam program BLT. Kepada petugas untuk mendata orang miskin, lakukan itu dengan benar, jangan dia sudah kaya dicatat masuk menjadi program BLT, akan menimbulkan kecemburuan. Artinya program ini tidak tepat sasaran, seharusnya untuk orang yang miskin,” katanya seraya mengatakan paling tidak dengan BLT tersebut masyarakat bisa menikmati dana untuk kebutuhannya sehari-hari. Kapolres Landak AKBP Drs. Subnedih, SH mengatakan guna mengantisipasi kenaikan harga BBM, sejumlah aparat penegak hukum dalam hal ini polisi melakukan penjagaan ketat di SPBU Ngabang. “Kita komitmen untuk menjaga keamanan, apa lagi dalam hal akan naiknya harga BBM,” kata Kapolres Landak AKBP Drs. Subnedih, SH, kepada sejumlah wartawan, kemarin.
Diakuinya, beberapa waktu lalu, telah dipanggil beberapa pengusaha BBM, dimana dalam pertemuan itu, diminta untuk tidak menimbum BBM, sehingga masyarakat bisa membeli seperti sedia kala. “Apa bila menyimpan, tolong disalurkan, jangan sampai ketika ada razia, kami dari penegak hukum akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan hukum berlaku,” tegasnya. (wan)
0 Response to "Kabupaten Landak Belum Pasti Mendapat BLT"