NGABANG- Merasa tidak mendapat tanggap serius dari pihak PT. Nityasa Idola (NI), puluhan warga Desa Bengawan Ampar Kecamatan Kula Behe. Kamis (22/5), kemarin melakukan pertemuan dengan Komisi B: Markus Amid, Mozez. PK, H. Ajis Aristo, Adi Wijaya, yang membidangi perkebunan dan kehutanan. Tampak hadir pula petinggi PT. NI, yaitu Iwan Djanuarsyah, Budi Jaka Setiawan, Julkifli, Bambang, Hadi Susilo. Termasuk hadir juga Kapolsek Kuala Behe, Camat Kuala Behe, dan Perwakilan Hutbun. Dalam tuntutan mereka ada sebanyak 12 item, diantaranya mata beliung disetujui oleh PT. NI Rp. 60.000/Ha, dibayar setelah dilakukan pengukuran, kenyataan dilapangan setelah penanaan. “Kita masih punya arsip hasil-hasil rapat yang dilakuka PT. NI dan warga kami,” ujar Muhyan, perwakilan warga Bengawan Ampar.
Keluhan lainnya, dikatakan Muhyan, permintaan warga terhadap tanaman karet unggul, dimana diminta warga 1 Ha/KK, tapi yang disetujui oleh pihak PT.NI, hanya 5 persen dari total lahan tanaman Sengon yang tertanam. “Sebenarnya kalau ada niat baik dari perusahaan, tidak salah memberikan lahan karet kepada warga 1 Ha/KK, saya rasa pihak perusahaan tidak rugi,” tegasnya seraya mengakui diakui ada niat baik yang dilakukan oleh PT NI, tetapi kenyataan dilapangan jauh dari harapan, sehingga masyarakat ragu akan keseriusan PT. NI ke daerah Bengawan Ampar.
Mendapat banyak pertanyaan dan cercaan dari pihak perwakilan warga Bengawan Ampar, pihak perwakilan PT. NI, kewalahan.
Salah seorang perwakilan PT. NI, Budi Jaka Setiawan menjawab pertanyaan lain yang dikemukan warga, dikatakan Sate Manager ini, pada saat survey dibawa anak-anak tidak lahan umum dan lahan pribadi. “Petugas lapangan kami mencari yang enerjik, dan kamipun tidak langsung bawa, ditanya berapa umur mereka, dikatakan 17 tahun. Kalaupun itu anak dibawah umur, mungkin kami hilap,” katanya.
Tak hanya itu, Budi juga menjelaskan, ada anggapan warga tidak membayar tepat waktu gaji atau bertele-tele dan ada yang belum dibayar sampai saat ini. Ditegaskanya, dalam satu kerja misalnya pembibitan, ada yang dinamakan mitra, mereka yang melakukan tanggungjawab sepenuhnya, tidak lagi dengan pihak perusahaan. “Untuk satu kegiatan yang diborongkan, kita lihat berapa HOKnya, dan kita bisa melihat patokan itu, sehingga bisa dicari volume kerjanya,” bebernya.
Dari alhir pertemuan kemarin, terhnya masih perlu ada pertemuan-perteuan ulang kembali, guna menyelesaikan masalah tersebut. Seperti yang di sarankan oleh Klemen Apui. “Saran saya lebih baik ada pertemuan ulang, masing-masing perwakilan dan perusahaan duduk satu meja. Mencari kekurangan dilapangan, sehingga masalah ini tidak bertele-tele,” tambah Wakil Ketua DPRD landak.
Ketua Komisi B, Markus Amid menyarankan, agar pihak perusahaan bisa mengakomudir permintaan kebun karet. “Bila dilapangan ada kesalahan yang dilakukan petugas PT. NI, kedepan jangan teruloang kembali, ini sebagai masukan saja. Dan nggak ada salahnya kan bila PT. NI, mengakumudir kebun karet warga,” pinta Markus Amid. (wan)
0 Response to "Warga Bengawan Ampar Curhat Dengan Dewan"