Merasa Ditipu, Petani Demo PT. Aria

12.01 Diposting oleh HERI IRAWAN





NGABANG – Merasa di kecewakan oleh pihak perusahaan, sekitar ratusan
warga petani plasma yang berasal dari Ambarang dan sekitarnya. Senin (26/5), kemarin mendatanggi kantor PT. Kebun Aria di Dusun Pulau Bendu Desa Hilir Tengah Kecamatan Ngabang, sekitar pukul 10.30 WIB.
Pantuan kapuas Post dilapangan, sebelum kedatangan warga, aparat kepolisian sudah berjaga-jaga disekitar kantor pusat perusahaan tersebut. Pelan tapi pasti, menggunakan 2 (buah) truk ditambah puluhan kendaraan roda dua, masa berhasil didepan kator perusahaanya. Sangat disayangkan, dalam pertemuan yang kesekian kali ini, warga agak kecewa, ternyata tidak satupun perwakilan pihak perusahaan yang muncul,
sehingga hal itu pula yang membangkitkan amarah masa, menyebabkan
masa melempari kaca jendela kantor perusahaan. Suasana gaduh dan hangar bingar pun tidak bisa dielakkan, aparat kopolisian dari Polres dan Polsek melakukan pengamanan ekstra, untuk meminta warga untuk bisa tenang.
Namun aksi lempar. Akibat pelemparan itu, stidak lama kemudian muncul Suharto Wakil Direktur PR. Aria, guna menenangkan masa.
Menurut pengakuan dari sejumlah petani yang berdemo tersebut, bahwa pihaknya merasa di kecewa dan di tipu olleh pihak perusahaan karena janji yang merupakan kesepakatan antara pihak perusahaan dengan masyarakat untuk membagikan lahan plasma kepada masyarakat ternyata hingga saat ini tidak tereallisasi. “Kami selalu di tipu oleh prusahaan
selain hak kami tidak di berikan oleh pihak perusahaan pembagian kebun
plasma yang menjadi hak petani juga tidak pernah terealisasi dan hanya
sebatas janji,” ungkap Lebes Mario Korlap (Kordinator Lapangan) yang
juga petani di PT.Aria.
Menurut anggota DPRD Landak ini, sebagai anggota masyarakat dia pula yang pertama kali menyerahkan lahan kepada pihak perusahaan. Dengan maksud semata-mata ingin agar keadaan perekonomian masyarakat dapat ada peningkatan namun, ternyata apa yang
menjadi impian belum dapat terwujud lataran hingga saat ini belum juga ada jawaban yang pasti. “Awalnyakan perusahaan mengatakan dalam pola tersebut petani akan mendapat setelah tanaman kelapa sawit berumur 48 bulan. Lalu kalau di hitung dari sekarang umur kelapa sawit yang ada sudah mencapai ratusan bulan juga belum ada realisasinya. Dan kami sudah berusaha dengan menyampaikan keluh kesah melalui demo dan pertemuan dengan pihak perusahaan,pemda tetapi sampai saat ini juga belum ada
jawaban dari perusahaan,” kesalnya.
Selain upaya tersebut, pihak petani juga berusaha semaksimal dengan mengadakan pertemuan dengan DPRD Landak tanggal maret tahun 2006 dimana dalam pertemuan tersebut juga sudah di sepakati bahwa kebun Aria, mau tidak mau,siap atau tidak
karena kondisi seperti itu tidak memenuhi syarat konversi maka di berikan lah satu kebijakan kepada pihak perusahaan untuk melaksanakan pola Akuan. Walau pola tersebut tidak masu dlalam perjanjian perusahaan dengan masyarakat.
Mengingat masyarakat masih mempunyai sikap yang arip, maka untuk mengatasi masalah ini memang memerlukan kearipan supaya pihak perusahaan dapat melakukan hal tersebut tidak dengan terburu-buru. “Terkait dengan kondisi kebun yang ada apa masuk akal, jika para petani mendapatkan hasil dari kebun yang ada hanya 5-10
ribu /bulan per kapling karena kebun yang tidak terawat. Karena
perjanjian awal 70 untuk perusahaan dan 30 % untuk masyarakat, tetapi
kenyataannya sampai sekarang hal itu hanya janji saja,” paparnya.
Selain itu di mengatakan, selain memplasmakan kebun yang ada perusahaan
juga akan membuat berbagai fasilitas yang di butuhkan oleh masyarakat
yang salah satunya sudah di lakukan di daerah nyayum dan ternyata juga
tidak berjalan seperti yang di harapkan. Dengan melihat realita yang ada
maka pihak masyarakat juga sudah menyampaikan kepada pihak pemda supaya
dapat meninjau kegiatan dari pihak perusahaan yang selalu mengecewakan
masyarakat petani. Karena hal tersebut jelasnya akan sangat berdampak
pada iklim investasi yang ada di daerah ini apakah layak di katakan
perusahaan atau tidak karena kedepannya jangan sampai masyarakat yang
akan menjadi korban. “Dengan demikian hingga saat ini ternyata tidak
sedikitpun upaya yang sudah menjadi kesepakatan bersama pihak Pemda.
Sebenarnya kami tidak bisa menerima kesepakatan waktu itu sebab sudah
bukan saatnya lagi ada kesepakatan seperti apa pola yang di pakai,
kalaupun kebun itu sudah tidak layak lagi di bagi itu bukan kesalahan
pada masyarakat tetapi pada perusahaan,” tandasnya.
Lebih lanjut di katakannya karena memburuknya manajemen yang ada pada perusahaan bahkan terjadi pembohongan antara PT. Aria dan pihak Lion Group yang imbasnya
tetap kepada masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut juga wakil direktur Suharto mengaku tidak bisa memutuskan apa yang menjadi keinginan masyarakat karena dirinya bukanlah piahak yang berwenang dalam mengambil keputusan. “Saya tidak bisa memutuskan pertemuan ini, tapi saya akan menyampaikan hasil pertemuan bapak-bapak kepada pimpinan tertinggi kami,” ujarnya.
Hadir dalam pertemuan itu Wakapolres Landak, Kasat Reskrim Landak, Kapolsek Ngabang dan perwakilan Hutbun Landak. (wan)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Merasa Ditipu, Petani Demo PT. Aria"


Powered by www.tvone.co.id