Gelar Magister Kian Meresahkan Warga

16.04 Diposting oleh HERI IRAWAN

Ngabang- GELAR “Magister” makin meresahkan warga Ngabang, Kalbar. Pasalnya gelar yang seharushnya benar-benar digunakan sebagai mestinya, ternyata tidak dimanfaatkan sebaik mungkin, malah kehadiran gelar , Magister hanya sebatas gagah-gagahan.
“Bulan lalu saya sempat bertemu dengan salah seorang kandidat disalah satu rental computer Ngabang. Tampaknya dia begitu antusias mempersiapkan diri pensosialisasian,” kata Bonifasius, S.Ag, kemarin.
Entah sadar atau tidak sanga kandidat memberi gelar M.Si, pada belakang nama dirinya. Yang menjadi puncak kegerahaan adalah ternyata calon Kades ini sama sekali tidak mengerti dengan maksud dan proses pencapian gelar dimaksud. “Mengapa ini bisa terjadi,” tanya Bonifasius.
Bukan rahasia lagi, bahwa gelar-gelar Magister (tidak semua, red), kebanyak diperoleh dengan jalan pintas. Tidak melalui proses dan kerja keras, ada uang, gelar Master pun bergulir. Hal ini berkait erat dengan efek negetif Pejabat public Eksekutif maupun Legeslatif yang getol dengan gelar Magister iperoleh cara yag tidak fair. Senyatanya telah terjadi kontiminasi gelar Master Gadungan dari tingkat atas pejabat publik sampai ke lapisan bawah. “Ini benar-benar merupakan salah satu pembodohan dan penipuan public. Untuk itu perlu dicermati bahwa berbicara soal Master berarti menyangkut soal kapasitas, integritas dan kualitas, dan bukan jalan pintas. Dan apa yang yang harus kita kritisi,” jelasnya.
Dari bulan April 2008 sampai bulan Juni 2008, telah diseleksi bakal calon anggota KPU Landak. Dari 10 calon yang diajukan ke KPU Provisni 100 persen bertitel gelar Sarjana (1). Namun, ketika menghadapi uji kelayakan dan kepatutan oleh anggota KPU Provinsi Kalbar, tampak adanya perbedaan mendasar dari jawaban antara sarjan murni dan tidak. Hasilnya fatal, ternyata tidak ada pengintegrasian antara gelar dan kemampuan untuk mengimplementasikan muatannya dalam ranah kehidupan. Indikasinya terdapat juga pada pejabat public. “Jika gelar sarjana saja sudah gadungan, maka gelar Masternya juga gadungan kwadrat. Apakah kita mentoleril pejabat yang demikian? Tentunya saja tidak! Namun ada titik pencerahan,” ungkpanya.
Dia juga mengatakan dua minggu terakhir Bupati Landak Drs. Adrianus Asia sidot, M.SI, sibuk dengan persiapan gelar Doktoral. Diluar jam kerja, beliau bergumul dan berkerja dengan serius untuk satu Destinasi gelar yang akan diraih. “Ada satu asketis berkaitan dengan ilmu yang digeluti. Ini merupakan salah satu contoh yang fantastis dan terpuji dari seorang figure pemimpin nak bangsa,” bebernya.
Orang nomor satu di Bumi Intan ini telah mengupayakan terwujudnya teori kepimpinan Jim Collins: Good To Great. Dalam kepimpinan Level 5 ini (Great), sang pemimpin sudah bermain pada aturan spiritual, rasa dan kebijaksanaan. Sang pemimpian dalam mengelola pemerintah maupun lembaga selalu bermuara pada wilayah moral dan etika. “Tindakan ini secara etis mengarah pada satu bonum commune, kesejahteraan umum. Bukan untuk kepentingan pribadi atau aji mumpung,” tandasnya. (wan)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Gelar Magister Kian Meresahkan Warga"


Powered by www.tvone.co.id