NGABANG- Bila Kapolda Kalimantan Barat Brigjen Raden Nata Kusuma melarang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) melayani pembelian dengan jerigen. Ternyata, tidak berlaku di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ngabang. Buktinya, Selasa (20/5), pagi kemarin masih ditemukan puluhan jerigen disana. Malah ada diantara pemilik jerigen duduk santai menunggu tidak jauh dari SPBU. Sementara itu, tidak jauh dari SPBU ada beberapa anggota polisi berjaga-jaga.
Pantuan Kapuas Post dilapangan kemarin, tampak antri puluhan kendaraan roda dua bersama roda empat, sejak pagai hari. Dalam hitungan menit, solar ludes dibeli masyarakat. Tinggal premium alias bensin diantri masyarakat Ngabang dan sekitarnya. Tidak jauh dari SPBU, banyak terdapat kios-kios kecil menjual BBM, aktivitas menjual mereka masih tampak sekali, ketika warga tidak sabar menunggu membeli bensin, alternatip membelokkan motor ke kios-kios kecil, harus rela merogoh koceknya dengan harga Rp. 6000-7000/liter. Padahal pemerintah sendiri baru akan menaikkan BBM, pada akhir bulan Mei atau awal Juni 2008, harga BBM di Ngabang dari hari ke hari mengalami kenaikan.
Lain halnya dengan kios-kios kecil di Tungkul, Raja, Ray, dan Sei Buluh, sebagian besar menutup usahnya sejak 3 hari terakhir. Alasanya tidak mendapat jatah BBM dari SPBU Ngabang. “Bukan rahasi umum lagi, kalau kios-kios kecil pasti mengambil BBM di SPBU Ngabang. Tapi sekarang susahnya minta ampun, terpaksa tidak menjual BBM,” kata Yaya, salah seorang pemilik kios bensin di Tungkul.
Pemilik kios bensin lain mengakui, dua hingga tiga hari kedepan belum mengetahui secara pasti apakah akan mendapat persediaan BBM, jika dalam waktu itu tidak mendapat BBM, usaha yang sudah dirintis sejak tahun 1990 an itu akan tutup. “Kita tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang mobil tengki minyak tidak bisa sembarangan menjual BBM ke kios-kios. Hari ini-pun saya tinggal punya 2 liter, kebetulan abang yang terakhir membeli,” aku pria yang bermata sipit ini, tidak mau menyebutkan namanya.
Ditanya berapa harga bensin perliter? Dia mengatakan, sebelumnya harga bensin Rp. 6000/liter, sedangkan hari Selasa kemarin ke kios-kios naik menjadi Rp. 7000/liter. “Mau tidak mau harga tetap kita naikkan, soalnya harga sudah naik,” tegasnya seraya mengatakan untuk harga normal sebelum ada kenaikan, harga bensin Rp. 5000/liter.
Salah seorang pembeli bensin eceran merasa terkejut karena bensin eceran yang biasanya seharga Rp. 5000/liter menjadi Rp. 7000/liter karena terpaksa maka membayarnya sambil mengerundel , "Mosok bensin yang biasanya Rp. 5000/liter kok menjadi Rp.7000/liter yang benar saja, lha wong baru ada pengumuman mau naik saja bensin sudah dinaikan" ujar salah seorang pembeli bensin eceran yang ada di Tungkul.
Lain ceritanya lagi salah seorang petani yang ada di Kecamtan Ngabang mengatakan "Kalau memang pembeli eceran memakai jerigen tidak diperkenankan maka bagaimana kami ini sebagai petani yang memiliki mesin disel untuk mengairi persawahan, apalagi akir-akir ini mendekati musim kemarau serta mendekati panen " keluhnya. (wan)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Kios-Kios Kecil Banyak Tutup, Harga Bensin Sudah Mencapai Rp. 7000/Liter"


Powered by www.tvone.co.id