KOORDIANTOR Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Hilir Tengah Kecamatan Ngabang, Alfian Murad ketika dikunjungi oleh tim Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) dan Pemda, menyatakan kegembiraannya kepada masyarakat yang sangat besar terhadap jalan Rabat Beton yang telah dibangun.
Heri Irawan, Ngabang
PASALNYA, jalan yang dibangun itu sebelumnya adalah daerah langganan banjir setiap kali terjadi hujan. Sehingga kalau sudah hujan, masyarakat sekitar sekitar tidak bisa keluar, karena air yang menggenang setinggi sekitar 50 cm. Bagaiman rencana pemerintah? Ternyata sudah bertahun-tahun yang lalu selalu mengukur dan mengukur saja, tidak ada realisasinya.
”Kalau ae’ pasang pak, selutut tinggie, besingsinglah kain urang tue, rok, seloar. Aa,.. kela’ kalau dah surut lalu tinggal lecek ’e agek. Dah dari dolo’ nyan malar ade jak urang pemerintah yang ngukore, kateye mao’ mbaite’ e, tapi akhere P2KP gak yang benar nuntaskanne,” ungkap Dewi warga Rt Pak Muis gang Cidayu, dengan logat Ngabangnya.
Ketika usulan jalan rabat beton ini dikabulkan oleh P2KP sambutan masyarakat begitu antusias yang hal ini tentunya disebabkan sudah lamanya sarana tersebut menjadi idaman masyarakat.
Dari dua bangunan yang dipantau bersama tim, kegiatan yang dikerjakan oleh P2KP dengan BLM tahap 1 ini terlihat dukungan masyarakat yang dikategorikan dengan nilai swadaya mencapai 10 jutaan. BLM yang Rp 20.213.350 itu ternyata bisa membangun Jalan Rabat Beton Sepanjang 300 m, lebar 2 m dan ketebalan 25 cm.
A.Gusti sebagai ketua Rt 03 Hilir Tengah II dengan kerja kerasnya memotivasi warga untuk membangkitkan swadaya masyarakat ternyata tidak sia-sia. Swadaya yang dikeluarkan oleh masyarakat selain tenaga (gotong royong) adalah Bahan berupa semen, pasir dan batu serta alat kerja seperti molen pengaduk semen, sehingga nilai total dari bangunan diatas 30 juta. Dukungan yang telah maksimal diberikan masyarakat ini membuat kepala desa hilir tengah Dra. Nur’aini beserta rekan BKMnya menjadi terus terpacu untuk mensukseskan kegiatan P2KP di hilir tengah, tekadnya.
Ketika menyinggung dana bergulir yang dipinjam oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) sebagai bantuan modal usaha sepertinya di BKM Desa Hilir Tengah, mengaku masih kurang beruntung. Hal ini dikarenakan para pemanfaat dana tersebut masih belum sadar bahwa orang lain juga memiliki hak yang sama untuk memanfaatkannya. Tingginya tunggakan dari perguliran beberapa waktu lalu menyebabkan dana BLM tahap 2 sebesar 120 juta yang sudah lebih 4 bulan menunggu di bank belum boleh dicairkan. Berbagai macam alasan yang keluar ketika di tagih, misalnya; usaha bangkrut, yang lain tidak mengembalikan, sudah pindah domisili menjadi penduduk desa tebedak, dan lain-lain. Upaya penagihan sepertinya sudah mengalami jalan buntu, ungkap BKM yang hadir dalam pertemuan sore tanggal 7 Mei 2008.
Dalam upaya penagihan hutang kepada Peminjam yang menunggak, Iskandar sebagai anggota KBP Kab. Landak yang juga sebagai pengelola UKM memberikan beberapa saran kepada BKM dan UPK. Upaya pertama yang bisa dilakukan adalah mengumpulkan para peminjam untuk diberikan pemahaman tentang hakekat dan makna dari perguliran. Melibatkan pemerintah desa dari Kades hingga ke RT untuk memaksimalkan dukungannya kepada Tim/juru tagih untuk mendatangi peminjam di wilayah Rtnya. Selanjutnya mohon bantuan Camat/PJOK untuk membuatkan edaran tentang keberlanjutan program masyarakat dalam upaya pengembangan wilayah. Dan yang terakhir bahwa masyarakat kita masih berorientasi kepada iming-iming lebih, ajak saja mereka berpikir dimana dana bergulir yang macet itu hanya senilai 20-an juta saja, tetapi jika dana pinjaman ini tidak dikembalikan maka dana yang sudah menunggu di bank tahap II sebesar 120 juta akan hangus dan kembali kepusat. Pilih mana 20 juta atau 120 juta, tutup Iskandar.
Supardi, PJOK Kec. Ngabang menyambut baik maksud tersebut, bahkan beliau bukan hanya akan mengirimkan surat saja tetapi beliau malahan dalam waktu dekat ini siap akan mengumpulkan Para Kades, Koordinator BKM dan UPK dari setiap desa guna pemberian pemahaman yang benar tentang program dana bergulir, melakukan usaha maksimal dalam upaya membangun desanya melalui progran dan atau proyek yang diturunkan dari pusat.
Terhadap keberlanjutan program, Firman Riyadi (TA Pelatihan P2KP KMW1), mengatakan bahwa telah terbit surat edaran dari Deputi Menkokesra mengenai program penanggulangan kemiskinan yang berada dibawah Payung PNPM akan dikendalikan dengan kesepakatan bersama beberapa departemen, selanjutnya di tingkat Kabupaten akan dibentuk Tim Pengendali PNPM sehingga pola keterkaitan dan berkesinambungan program yang sudah berjalan di masyarakat akan terfasilitasi secara baik. Seperti di wilayah Landak ini, pendampingan akan dilanjutkan oleh program lain seperti PNPM Mandiri Pedesaan/PPK ataupun PISEW. ”Dalam rangka keberlanjutan pendampingan ini tentunya akan terjadi penyerahan tongkat estafet dengan serah terima segala asset, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Sehingga kini kawan-kawan P2KP di lapangan masih menginventarisir segala bentuk asset yang ada untuk diserahkan agar nantinya bisa ditindaklanjuti oleh program yang dilaksanakan dikabupaten Landak ini,” jelasnya ketika pertemuan di aula Bappeda. ***
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Rabat Beton P2KP Kelar, Masyarakat Hilir Tengah Gembira"


Powered by www.tvone.co.id