NGABANG – Keprihatinan akan kondisi mengenai aktifitas belajar dan
mengajar pada sekolah yang berada di daerah pedalaman memang selalu akan
menjadi perbincangan yang tidak pernah akan hilang. Kendati dari apa
yang menjadi keluhan masyarakat mengenai kurangnya pelayanan para guru
yang di tugaskan pada sejumlah sekolah di daerah pedalaman itu memang
selalu benar. Karena hal tersebut bukan saja bisa terjadi pada sekolah
yang berada di daerah yang sangat terpencil sekali tetapi justru terjadi
pada sekolah yang berada tidak jauh dari Ibu kota kabupaten.
Menurut A. Mulianto.SE.MM, kepada Kapuas Post Jum’at (11/07), kemarin.
Mengungkapkan kejadian tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada
sekolah yang berada jauh dari Kota Ngabang tetapi justru pada desa yang
berbatasan langsung dengan Ibu Kota Kabupaten Landak, sehingga, seraya
merasa bahwa kejadian tersebut memang sangat ironis sekali. “Saya kira
kalau sekolah yang berada jauh sekali dengan kota Ngabang itu wajar saja
terjadi guru jarang Ngajar disekolah tapi ini terjadi di SD 82 Sendaun
Desa tebedak yang jaraknya hanya beberapa Km saja dari Kota Ngabang. Dan
menurut saya ini sangat ironis sekali,”sesal Aktifis LSM Gerak ini.
Karena ketika berkunjung di dusun tersebut beberapa waktu lalu, seraya
akui, sempat berbincang dengan sejumlah warga masyarakat yang ada di
daerah tersebut, memang rata-rata guru yang mengajar di sekolah
tersebut jarang mengajar. Sehingga dengan adanya kondisi tersebut sudah
pasti sangat memprihatinkan,terutama pada para generasi yang masih
sangat membutuhkan bimbingan dan pendidikan.
“Saya rasa mereka memang sekolah, tetapi dengan jarangnya guru yang ada itu melakukan kegiatan mengajar, maka ilmu yang di proleh murit juga tidaklah seperti sekolah yang lain, memang mereka bisa baca tetapi tidak selancar dengan murid
yang lain, demikian juga menulis kalau sudah begini bagaimana dengan
hasil kelulusan, apa kemampuan mereka bisa memuaskan ?, ” katanya.
Menurutnya sekolah Dasar yang masih berbentuk mini tersebut, hingga
saat ini hanya mempunyai 3 orang guru yang terdiri dari 2 PNS dan satu
tenaga honor. Dari ketiga tenaga yang ada tersebut, menurut pengakuan
masyarakat memang sangat jarang melakukan aktifitas mengajar. Sehingga
dari pantauan LSM masyarakat juga saat ini sudah mulai gerah dengan
adanya kondisi yang seperti ini. Karena sejak hadirnya bangunan SD
walaupun masih mini tetapi harapan masyarakat tetap bertumpu pada
sekolah yang ada di dusun tersebut agar dapat menjadi pusat pendidikan
yang mampu mendidik anak-anak yang berada di daerah tersebut. ternyata
apa yang menjadi impian dari masyarakat yang ada, rupanya tidaklah bisa
berjalan sesuai harapan bahkan keprihatinan lah yang justru
terjadi. “Keiginan kita sebenarnya tidaklah berlebihan yang penting para
generasi yang ada di sana dapat belajar setiap hari, jangan hari ini
belajar besok tidak minggu depan baru belajar lagi dan minggu depan
langsung ulangan. Kalau begini bagaimana mungkin murid bisa menyerap
pelajaran dengan baik. Sedangkan yang full setiap hari ikut belajar saja
masih ada yang belum begitu lancer membaca dan menulis apalagi yang
seperti itu,” keluhnya.
Seraya katakan, tidaklah heran kalau kondisi murid yang berada di
pedalaman akan selalu ada yang lulus tetapi masih kaku membaca dan
menulis tetapi akakah kondisi yang seperti ini harus di pertahankan.
Dengan demikian, sesuai dengan realita yang ada maka seraya berharap
terutama kepada dinas pendidikan Kabupaten Landak agar dapat lebih
selektip melihat kondisi seperti ini karena akibat yang akan di
timbulkan bukan hanya terletak pada sekolah itu saja melainkan akan
mempengaruhi seluruh sekolah yang ada di landak. Kendati kemajuan akan
peningkatan di bidang pendidikan tidaklah cukup hanya di ukur dengan
jumlah kelulusan semata. Tetapi bagaimana sebenarnya dengan kondisi dari
hasil kelulusan tersebut. “Kita sangat mengharapkan pihak Diknas Landak
segera menanggapi masalah ini. Mohonlah jangan sampai terjadi berlarut-
larut kasian dengan anak-anak yang ada mereka juga bagian dari kita juga
ingin mendapat hak yang sama untuk mendapat ilmu pengetahuan. Karena
kalau hal ini di biarkan bagaimana dengan kondisi kedepannya, ini yang
kita harapkan,” harapnya.
Apalagi untuk mewujudkan upaya Pemda Landak dalam rangka menciptakan
peningkatan mutu dan kualitas pendidikan yang ada di daerah ini,
mentinya juga sangat akan berpengaruh pada kondisi seperti ini. Karena
katanya, bagaimana pun juga upaya tersebut di jalankan jika hal ini
tidak segera di atasi maka apa yang di cita-citakan tersebut tidaklah
mungkin akan dapat tercapai. Selain itu hal ini juga bukan hanya yang
ada di dusun Sendaun saja tetapi juga yang berada pada daerah lain juga
mesti di tertibkan. Karena saat ini diknas juga sudah banyak mempunyai
pengawas sekolah tetapi kenapa hal ini seolah-olah tidak berpungsi
sehingga masih terjadi kondisi seperti ini. Untuk itu memasuki tahun
ajaran baru yang akan datang,seraya berharap terutama pada pihak dinas
agar dapat segera dapat melakukan penegasan-penegasan sehingga kondisi
seperti itu tidak terulang lagi. “Karena hanya dengan demikianlah upaya
menciptakan kondisi pendidikan di Landak dapat akan tercapai,” kata. (wan)
mengajar pada sekolah yang berada di daerah pedalaman memang selalu akan
menjadi perbincangan yang tidak pernah akan hilang. Kendati dari apa
yang menjadi keluhan masyarakat mengenai kurangnya pelayanan para guru
yang di tugaskan pada sejumlah sekolah di daerah pedalaman itu memang
selalu benar. Karena hal tersebut bukan saja bisa terjadi pada sekolah
yang berada di daerah yang sangat terpencil sekali tetapi justru terjadi
pada sekolah yang berada tidak jauh dari Ibu kota kabupaten.
Menurut A. Mulianto.SE.MM, kepada Kapuas Post Jum’at (11/07), kemarin.
Mengungkapkan kejadian tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada
sekolah yang berada jauh dari Kota Ngabang tetapi justru pada desa yang
berbatasan langsung dengan Ibu Kota Kabupaten Landak, sehingga, seraya
merasa bahwa kejadian tersebut memang sangat ironis sekali. “Saya kira
kalau sekolah yang berada jauh sekali dengan kota Ngabang itu wajar saja
terjadi guru jarang Ngajar disekolah tapi ini terjadi di SD 82 Sendaun
Desa tebedak yang jaraknya hanya beberapa Km saja dari Kota Ngabang. Dan
menurut saya ini sangat ironis sekali,”sesal Aktifis LSM Gerak ini.
Karena ketika berkunjung di dusun tersebut beberapa waktu lalu, seraya
akui, sempat berbincang dengan sejumlah warga masyarakat yang ada di
daerah tersebut, memang rata-rata guru yang mengajar di sekolah
tersebut jarang mengajar. Sehingga dengan adanya kondisi tersebut sudah
pasti sangat memprihatinkan,terutama pada para generasi yang masih
sangat membutuhkan bimbingan dan pendidikan.
“Saya rasa mereka memang sekolah, tetapi dengan jarangnya guru yang ada itu melakukan kegiatan mengajar, maka ilmu yang di proleh murit juga tidaklah seperti sekolah yang lain, memang mereka bisa baca tetapi tidak selancar dengan murid
yang lain, demikian juga menulis kalau sudah begini bagaimana dengan
hasil kelulusan, apa kemampuan mereka bisa memuaskan ?, ” katanya.
Menurutnya sekolah Dasar yang masih berbentuk mini tersebut, hingga
saat ini hanya mempunyai 3 orang guru yang terdiri dari 2 PNS dan satu
tenaga honor. Dari ketiga tenaga yang ada tersebut, menurut pengakuan
masyarakat memang sangat jarang melakukan aktifitas mengajar. Sehingga
dari pantauan LSM masyarakat juga saat ini sudah mulai gerah dengan
adanya kondisi yang seperti ini. Karena sejak hadirnya bangunan SD
walaupun masih mini tetapi harapan masyarakat tetap bertumpu pada
sekolah yang ada di dusun tersebut agar dapat menjadi pusat pendidikan
yang mampu mendidik anak-anak yang berada di daerah tersebut. ternyata
apa yang menjadi impian dari masyarakat yang ada, rupanya tidaklah bisa
berjalan sesuai harapan bahkan keprihatinan lah yang justru
terjadi. “Keiginan kita sebenarnya tidaklah berlebihan yang penting para
generasi yang ada di sana dapat belajar setiap hari, jangan hari ini
belajar besok tidak minggu depan baru belajar lagi dan minggu depan
langsung ulangan. Kalau begini bagaimana mungkin murid bisa menyerap
pelajaran dengan baik. Sedangkan yang full setiap hari ikut belajar saja
masih ada yang belum begitu lancer membaca dan menulis apalagi yang
seperti itu,” keluhnya.
Seraya katakan, tidaklah heran kalau kondisi murid yang berada di
pedalaman akan selalu ada yang lulus tetapi masih kaku membaca dan
menulis tetapi akakah kondisi yang seperti ini harus di pertahankan.
Dengan demikian, sesuai dengan realita yang ada maka seraya berharap
terutama kepada dinas pendidikan Kabupaten Landak agar dapat lebih
selektip melihat kondisi seperti ini karena akibat yang akan di
timbulkan bukan hanya terletak pada sekolah itu saja melainkan akan
mempengaruhi seluruh sekolah yang ada di landak. Kendati kemajuan akan
peningkatan di bidang pendidikan tidaklah cukup hanya di ukur dengan
jumlah kelulusan semata. Tetapi bagaimana sebenarnya dengan kondisi dari
hasil kelulusan tersebut. “Kita sangat mengharapkan pihak Diknas Landak
segera menanggapi masalah ini. Mohonlah jangan sampai terjadi berlarut-
larut kasian dengan anak-anak yang ada mereka juga bagian dari kita juga
ingin mendapat hak yang sama untuk mendapat ilmu pengetahuan. Karena
kalau hal ini di biarkan bagaimana dengan kondisi kedepannya, ini yang
kita harapkan,” harapnya.
Apalagi untuk mewujudkan upaya Pemda Landak dalam rangka menciptakan
peningkatan mutu dan kualitas pendidikan yang ada di daerah ini,
mentinya juga sangat akan berpengaruh pada kondisi seperti ini. Karena
katanya, bagaimana pun juga upaya tersebut di jalankan jika hal ini
tidak segera di atasi maka apa yang di cita-citakan tersebut tidaklah
mungkin akan dapat tercapai. Selain itu hal ini juga bukan hanya yang
ada di dusun Sendaun saja tetapi juga yang berada pada daerah lain juga
mesti di tertibkan. Karena saat ini diknas juga sudah banyak mempunyai
pengawas sekolah tetapi kenapa hal ini seolah-olah tidak berpungsi
sehingga masih terjadi kondisi seperti ini. Untuk itu memasuki tahun
ajaran baru yang akan datang,seraya berharap terutama pada pihak dinas
agar dapat segera dapat melakukan penegasan-penegasan sehingga kondisi
seperti itu tidak terulang lagi. “Karena hanya dengan demikianlah upaya
menciptakan kondisi pendidikan di Landak dapat akan tercapai,” kata. (wan)
0 Response to "Mohon Diknas Selektip Melihat Guru Jarang Mengajar"