NGABANG - Pelaksanaan Kegiatan Festifal Budaya Binua Landak [FBBL] yang di selenggarakan oleh Dinas Pariwisata Pemda Kabupaten Landak setiap Tahunnya, merupakan kegiatan yang bersipat mendidik bukan hana bersipat panggung hiburan sesaat yang tidak berkelanjutan. Menurut keterangan Drs.Ignatius Yohanes Kadis Perhubungan Pariwisata dan Telekomonikasi Kabupaten Landak mengungkapkan, dimana penyelenggaraan kegiatan FBBL tersebut memang sekilas terlihat menoton, hanya dalam muatannya kegiatan tersebut merupakan kegiatan dasar yang mendidik para generasi muda untuk dapat mengetahui Adat istiadat yang di mulai dari tingkat dasar sampailah pada tingkatn modern. "Memang hal ini terlihat selalu menoton tidak ada perkembangan, tetapi keinginan kita agar para generasi kita itu dapat mengetahui kebudayaan kita yang ada itu mulai dari tingkat dasar. jadi dalam kegiatan tersebut pada dasarnya bergulir dan yang di tampilkan tidak hanya kelompok itu-itu saja, kita ingin mendidik generasi kita yang ada," ujar mantan Kadis Pendidikan Kabupaten Landak ini ketika di hubungi Kapuas Post rabu [05/11] kemarin.
Dikatakannya, kegiatan tersebut tidak bisa di lakukan langsung pada tingkat yang lebih modern seperti di daerah-daerah yang sudah maju, tetapi harus di lakukan berangkat dari hal-hal yang paling dasar, sehingga dengan memahami hal yang paling dasar maka para generasi yang masih baru mengenal kondisi adat-istiadat akan dapat memahami dengan sebaik-baiknya. "Kita bisa saja melakukan kegiatan ini dengan gaya yang lebih modern lagi. misalnya untuk tahun ini kita ambil dari Jakarta kemudian Bandung dan berikutnya Jogja. tapi apalah artinya kalau itu hanya bersipat panggung hiburan semata yang tidak mendidik, artinya selesai kegiatan ya selesai tetapi memfaat apa yang di berikan," ungkapnya setengah bertanya.
untuk itu katanya agar pemahaman generasi terhadap budaya maupun kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. seperti pemilihan bujakng Tarigas man Dara Edo, dimana pemilihan tersebut adalah merupakan awal dari kegiatan seperti Miss Indonesia maupun pemilihan Putri Indonesia dan Duta Pariwisata. kendati kalau kegiatan yang di lakukan langsung pada kegiatan yang mengarah pada kegiatan Hura-hura, maka sudah di pastikan bagaimana persyratan maupun proses mengikuti kontes tersebut tentu tidak di pahami oleh generasi dengan baik. "Artinya bukan kita tidak mau penyelenggaraan acara itu dengan gaya yang lebih modern, tetapi yang ingin kita lakukan pada generasi dan masyarakat kita harus bermula dari kegiatan yang sederhana dulu. istilahnya bagaimana masyarakat kita akan mengetaui proses pemilihan miss Indonesia yang bertarap Nasional kegiatan Pemilihan Duta pariwisata dan lain sebagainya kalau tanpa di awali dengan hal-hal yang paling dasar," ujarnya.
Ia menambahkan dengan adanya kegiatan FBBL yang di lakukan secara rutin setiap tahunnya, maka masyarakat akan mengetahui bagaimana proses pemilihan Miss Indonesia dan Duta Wisata maupun lainnya, sehingga untuk kegiatan lainnya para generasi yang berkeiniginan akan dapat menyesuaikan dengan cara bergabung dengan kelompok-kelompok yang sudah berkembang. apalagi katanya, kegiatan ini akan mengakomodir semua adat-istiadat dan kebudayaan pada semua daerah yang ada di Kabupaten Landak. sehingga dengan kehadiran semua kebudayaan yang ada akan dapat menjadi ajang pengembangan diri bagi para generasi yang ada dan dapat di kembangkan. "Kita lihat sajalah sekarang sudah banyak kelompok-kelompok Bend anak-anak muda yang sudah tampil lebih baik kemudian banyak karya-karya para pencipta lagu daerah yang di tampilkan. dan ini merupakan salah satu yang di hasilkan kegiatan ini. jadi kita memang harus berbuat dari hal yang sederhana dulu sedangkan pengembangan berikutnya itu terserah pada para generasi kita yang ada," harapnya. (wan)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Kegiatan FBBL Adalah Ajang Mendidik, Bukan Kegiatan Panggung Sesaat"


Powered by www.tvone.co.id