Pernah Tidur Beralas Tikar Dan Karpet

14.15 Diposting oleh HERI IRAWAN

Berawal Dari Orang Susah, Sekarang Jadi Ketua Gabpeknas
Tidak selamanya orang akan menderita terus, asalkan mau bekerja keras dan mempunyai cita-cita disertai keinginan untuk maju. Contoh Tapanus, Calon Anggota Legeslatif nomor urut 3 dari Partai PDI Perjuangan Kabupaten Landak, pemilihan Kalimantan Barat. Merupakan salah seorang yang sukses, siap membawa perubahan untuk Kalimantan Barat, umumnya dan Kabupaten Landak khususnya, lima tahun kedepan. Pria yang bersahaja ini, di masa kecelmnya, ketika duduk di bangku sekolah dasar, SMP dan sampai tamat SMA, selalu menderita. Tapi, sekarang ia sudah berubah dan telah menyandang gelar SH.MH
HERI IRAWAN, NGABNG
CERITA suka dan duka ini terbuka kelayak ramai, ketika Tapanus diundang untuk bertatap muka dengan masyarakat Desa Mamek Kecamatan Menyuke beberapa hari yang lalu. Dalam ucapan pembukanya, ia menyatakan berasal dari daerah Belantian yaitu orang Benyadu, dan sekarang bertempat tinggal di Ngabang.
Selanjutnya, Ketua Gabungan Perusahaan Kontraktor Nasional (Gabpeknas) Kabupaten Landak ini menceritakan dirinya yang pernah sekolah di Sekolah Dasar Konyo Raba Kecamatan Menjalin. Selama 7 tahun selesai tamat SD, di sanalah muncul keinginan untuk pulang ke kampung halamannya yaitu daerah Belantian. Sambil bernostalgia, ia mengaku jarak tempuh sampai ke kampong harus melewati rentang waktu yang cukup panjang yaitu tiga hari tiga malam berjalan kaki. “Jaman dulu jalan tidak seperti sekarang, akhirnya sampai Ngabang pada saat itu saya membatalkan untuk pulang ke kampong,” ungkap Tapanus.
Sampainya di Ngabang, ia sempat berpikir beberapa saat, dan mun cul pikiran brilian dari pada pulang kampung, katanya lebih baik kerja dengan orang lain untuk mencari uang demi melanjutkan sekolah. Singkat ceritanya, akhirnya Tapanus, sekolah di SMP 1 Ngabang hingga tamat. “Karena saya orang yang tidak punya apa-apa dan hanya ada cita-cita saja, pada waktu itu saya berpikir lagi kenapa orang bias kok saya tidak bias,” kata Tapanus.
Sebelum melanjut pendidikan di SMP 1 Ngabang, ia pernah menorah getah di kampung dengan penghasilan 150 ribu selama beberapa bulan, akhirnya baru dapat dari kampong ke Ngabang untuk melanjutkan sekolah. Padahal uang yang dibawa dari hasil noreh getah, membeli pakaian dan buku tidak cukup. Akhirnya ia bekerja dengan seseorang, ternyata pada waktu itu mungkin Tuhan masih memberkati sehingga keinginan dan cita-cita untuk bekerjasama dengan rakyat sampai sekarang juga terwujud.
“Punya keinginan maju bagaimanapun juga seseorang harus gigih berjuang baru bisa berhasil seperti orang lain. Sampai tamat pendidikan di SMApun saya terus menjadi kuli orang,” ungkapnya.
Singkat cerita, beberapa tahun kemudian ia melaksanakan pernikandengan anak salah seorang kejaksaan Ngabang. Untuk mengisi urusan rumah tangga sehari-harinya, bekerja sebagai buruh kasar memikul kayu, perah juga membersikan pekarangan rumah orang bahkan pernah membuang limbah kotoran demi mencari napkah untuk anak dan istri. Selama bekerja akhirnya ia menabung per hari sebanyak Rp. 2000, dari hasil hasil tabungan itu ternyata dapat membuat pondok yang beratapkan daun sagu dan bertiang kayu dinger untuk tempat tinggal.
Selama tiga tahun tinggal di pondok, ternyata di usir tengah malam oleh pemilik tanah akhirnya aku bersama anak dan istriku tidur di teras rumah yang beralaskan karpet dan terpal saja, di siang hari akhirnya kami sekeluarga mencari tempat kontrakkan, sekali lagi Puji tuhan dan akhirnya selama 16 tahun aku bekerja sebagai tukang, dari hasil tukang bangunan yang di tabung dapat membeli CV Landak Jaya yang pada waktu itu pemiliknya orang kampung raja bernama pak Tayep .
Iapun diberi kepercayaan untuk memborong beberapa rumah, sampai sekarang masih diberi kepercayaan menjadi Ketua Gabpeknas Kabupaten Landak, ujar Tapanus yang juga Ketua Taruna Merah Putih Kabupaten Landak. (*)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Pernah Tidur Beralas Tikar Dan Karpet"


Powered by www.tvone.co.id