* Bukan Kasus Gizi Buruk

15.48 Diposting oleh HERI IRAWAN


Yanko Konedi Menderita Penyakit Diare
NGABANG- Direktur RSUD Kabupaten Landak drg. Krisman, M. Kes membantah kasus gizi buruk menimpa keluarga Ariyanto (31) dan Dian (30) warga Dusun Palah Parajo Kelempai Setola Kecamatan Meranti Kabupaten Landak.
Diamana anak kesayangannya yang baru berumur 3 bulan 10 hari ini (16-11-2008), bernama Yanko Konedi, dengan berat badanya baru mencapai 2 kg. Bukanlah menderita gizi buruk, sebagimana di duga sebelumnya, diberitakan lewat media Kapuas Post, Jum’at (27/02), kemarin.
Justru katanya, kalau diberikan lewat media koran kemarin, Yanko Konedi, ketika dibawa ke RSUD Kabupaten Landak berat badanya mencapai 2 Kg, padahal yang sebenarnya adalah mencpai 2,5 Kg.
“Dihari pertama dia masuk pada tanggal 24 Februari 2009, beratnya mencapai 2, 5 Kg, masuk dihari kedua berat badanya bertmabah lagi menjadi 2, 9 Kg dan hari ketiga kemarin sudah mencapai angka 3 Kg,” katanya didampinggi Pelaksana Gizi Hefsihan. Amd Gizi.
Lebih jauh dikatakan Krisman, Yanko bukanlah menderita penyakit giji buruk melainkan menderita penyakit diaera selama kurang lebih 15 hari di daerah tempat asalnya. Selkain itu dia juga terkena bantuk dan ada sedikit pemyakit sariawan, tidak heran anaknya itu tidak bisa menyusui ibunya. “Sekarang ini perkembangan bayi ini sangat signifikan, berat badan sudah bertambah, karena kita berikan asupan tambahan berupa Pormula 75 ,” ungkpanya.
Ia juga menambahkan hingga saat ini masalah tersebut sudah dilaporkan ke pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Landak.
Sebelumnya diberitakan bahwa dugaan kasus gizi buruk kembali menimpa keluarga Ariyanto (31) dan Dian (30) warga Dusun Palah Parajo Kelempai Setola Kecamatan Meranti Kabupaten Landak.
Diamana anak kesayangannya yang baru berumur 3 bulan 10 hari ini (16-11-2008), bernama Yanko Konedi, dengan berat badanya baru mencapai 2 kg.
Kasus gizi buruk ini, terungkap atas laporan pihak Puskesmas Meranti, yang mana belum bisa menangani secara maksimal, sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Landak guna mendapatkan perawatan yang intensif.
Kepada wartawan, Ignasius Oren (54), di ruang inap RSUD Landak, kakek korban mengatakan, cucuk kesayanganya ketika lahir tidak sampai 9 bulan 10 hari, yaitu hanya 9 bulan lebih, itupun katanya harus dirawat dalam raung incubator di rumah sakit Serukam. “Ketika lahir cucuk saya berat bandanya cumin 2 Kg. artinya dengan umur mencapai 3 bulan lebih, tidak ada perkembangan yang baik, dimana berat cucuk saya sekarang tetap 2 Kg,” aku Iknasius Oren, didampinggi Dian.
Untuk memenuhi kebutuhan cucunya sehari-hari, lanjut pria agak berambut uban ini, hanya bisa minum asupan susu Lactogen yang dijual pasaran, sedangkan Air Susu Ibu (ASI) nya tidak mau. “Merasa badan cucu saya tidak ada perkembangan, maka diputuskan dibawa ke Puskesmas Meranti. Tapi setelah dibawa kesana, pihak Puskesmas tidak bisa berbuat banyak, dan membuat rujukan supaya dibawa ke RSUD Landak. Saya bersama keluarga menuju RSUD Landak sejak Selasa (24/02). Sampai sekarangpun kami belum tahu apa hasil dari mendapat perawatan di RSUD Landak,” tuturnya seraya memperlihatkan tangan sebelah kiri cucuknya sudah terpasang inpus.
Ia juga menceritakan kalau selama membawa cucuknya, berbekal kartu Jaminan Kesehetan Masyarakat (Jamkesmas) sehingga tidak ada mengeluarkan biaya satu send pun. Paling hanya membeli makan untuk dirinya dan kakek si cabang bayi yang menemani di rumah sakit tersebut.
Ia berharap kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Landak, maupun pihak-pihak terkait lainnya amupun masyarakat, bisa membantu permasalahan gizi buruk yang diderita cucuknya, karena, kehidupan orang tunya hanya bisa bertani, yaitu menoreh karet. “Saya beli di Darit susu ukuran besar Rp.20 ribu,” ungkapnya dengan raut sedih. (wan)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "* Bukan Kasus Gizi Buruk"


Powered by www.tvone.co.id