Kapuas Post Landak

Terkait Kasus Pencaplokan Tanah Warga Hilir Kantor
NGABANG- Lima oknum masyarakat Desa Tebedak Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, akhirnya dipanggil pihak kepolisian Polres Landak, Senin (17/3) malam lalu. Mereka dipanggil dalam kaitan pencaplokan tanah warga Dusun Tanjung Desa Hilir Kantor, beberapa hari lalu.
“Dalam mengungkap kasus ini kami tidak mau gegabah, kami harus melakukan cek and ricek, terhadap kepemilikan tanah bersangkutan,” kata Kapolres Landak AKBP Tony EP Sinambela melalui Kasat Reskrim AKP Hujra Soemena S.IK, menjawab Kapuas Post, Selasa kemarin.
Menurutnya, setelah melakukan pengecekan itu, dilanjutkan pengecekan prosedur penerbitan sertifikat tanah. Mereka membeli dari mana, kalau memang dari masyarakat, tolong diberitahukan atau dilengkapi surat menyuratnya.
“Maksudnya dalam pengembangan kasus ini kita lebih enak membahasanya, dan kita juga akan bisa mencari jalan keluar masalah ini. Disamping itu kita juga terus melakukan upaya hukum. Mungkin saja nanti ada alternatif penyelesaian kasus dari internal mereka,” jelasnya.
Adanya pengerusakan tanaman, atau pohon, dan pondok kecil milik warga? Hujra Soemena menjelaskan pihaknya akan tetap melakukan pengecekan latar belakang terhadap kepemilikan tanah tersebut. “Tadi malam saya sudah panggil 5 warga Desa Tebedak. Katakalanh disini Bambang CS. Tujuannya menawarkan ke mereka, termasuk kepada Pak Haji Sulaiman, solusi terbaik, agar masalah ini tidak berlarut-larut, bahkan Barang Bukti (BB) pengerusakan tanaman sudah kita amankan,” ungkapnya.
Lebih jaih Hujra Soemena menjelaskan, latar belakang terjadinya pencaplokan tanah, berawal ketika sekumpulan warga melakukan pertemuan “Buka Adat” pada tanggal 22 Februari 2009. Dan pada 29 Februari 2009, telah diputuskan penebasan lahan. “Mereka beranggapan bahwa tanah itu adalah tanah adat, dan tidak bertuan,” katanya.
Dalam kepanitiaan mereka ini juga tertera nama Temanggung Banua Pantu Andus Unung. Disaksikan Kadus Tebedak Anyon, dan diketahui oleh Kepala Desa Tebedak Ideng. (wan)