FBBL Aset Pariwisata Datangkan Wisatawan

00.10 Diposting oleh HERI IRAWAN
NGABANG- Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Landak Lukas Kanoh mengatakan Kabupaten landak, kaya akan Potensi objek pariwisata dan itu sangat potensial untuk dijual. “Diantaranya air terjun Riam Melanggar, Rumah Betang, Keraton Kerajaan Landak dan objek pariwisata lainnya. Demikian juga dengan sumber kebudayaannya,” katanya.



Di Kabupaten Landak sendiri, lanjuta dia, ada dua etnis yang terbesar yakni Dayak dan Melayu. Masing-masing etnis tentunya punya kegiatan yang bersifat budaya. Seperti etnis Dayak yang terkenal dengan upacara adat Naik Dango dan etnis Melayu yang terkenal dengan upacara adat Tumpang Negeri. Kedua acara adat tersebut setiap tahunnya pasti digelar karena sudah menjadi kalender pemerintah setempat. Namun demikian, meskipun sudah menjadi agenda tetap, tapi kedua acara adat tersebut belum dikemas dengan apik. Termasuk juga objek pariwisata belum digarap secara maksimal.
Lebih juha dia menjelaskan kegiatan kebudayaan ini nantinya akan dikemas dalam suatu even yang diberi nama Festival Budaya Bumi Landak (FBBL). Apalagi FBBL ini sudah menjadi agenda tetap tahunan Pemkab Landak. “Jadi semua kegiatan budaya dan potensi pariwisata yang sudah digarap akan ditampilkan dalam FBBL ini. Kita juga masih mau koordinasi dengan etnis Tionghua even budaya apa yang bisa ditampilkan dalam FBBL ini dari etnis Tionghua sendiri,” ujarnya.
Selain itu kegiatan budaya Robo-robo yang ngetop di Mempawah juga bisa dikembangkan di Landak sendiri. Sebab setiap melaksanakan ritual adat robo-robo di Landak, belum dikemas dengan apik. “Saya juga sudah mendorong supaya kegiatan ini lebih ditingkatkan lagi. Apalagi kegiatan ini berkaitan dengan kerajaan. Oleh karena itu saya minta supaya Keraton Landak bisa mengundang kerajaan-kerajaan yang ada di Landak maupun kerajaan yang ada di luar Kalbar dan diluar Indonesia. Demikian juga dengan upacara adat Tumpang Negeri,” harapnya.
Sedangkan objek pariwisata yang ada di Landak ini dimulai dari makam juang Mandor, gunung sehaq, rumah betang Saham, Keraton Landak, makam kerajaan Landak dan air terjun Riam Melanggar. “Tapi sebenarnya untuk air terjun Riam Melanggar kita belum yakin bisa menyeodot kunjungan wisatawan. Tapi tetap kita masukan juga. Demikian juga dengan air terjun Tikalong yang dulunya pernah digarap pemerintah. Tapi pemerintah harus menggandeng pihak swasta. Sebab untuk menggali objek wisata ini, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” papar mantan Kepala Dinas Pendidikan Landak ini. Ditambahkannya, seperti air terjun Riam Melanggar menemui kendala soal jalan yang belum tembus sampai ke riam tersebut. Jika hendak ke riam tersebut, masyarakat harus menempuh jalan sungai yang cukup jauh. “Jadi tidak ada jalannya. Masalah ini urusan Dinas PU yang membuatnya. Demikian juga dengan kerajin tangan yang bisa kita jual. Yang menggerakan kerajinan tangan inikan Koperindagkop,” katanya. Pihak pemerintah, kata Lukas, terus berupaya untuk menggandeng pihak ketiga seperti investor supaya bisa menggarap potensi-potensi wisata tersebut. Namun investorpun harus ada kepastian hukumnya.
Namun demikian menurut Lukas, untuk saat ini Landak belum bisa dijadikan terminal bagi masyarakat yang hendak berkunjung ke Kabupaten ini. Palingan Landak bisa dijadikan halte bagi para pengunjung. “Jadi Landak ini hanya tempat persinggahan saja. Oleh karena itu kita perlu kerja ekstra keras untuk menggarap objek pariwisata dan kebudayaan di Landak ini secara optimal. Sehingga para pengunjungpun akan betah berlama-lama di Landak,” imbuhnya. (wan)





You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "FBBL Aset Pariwisata Datangkan Wisatawan"


Powered by www.tvone.co.id