Refleksi Hardiknas di Kabupaten Landak

11.48 Diposting oleh HERI IRAWAN

Dewan Minta Pemda Menyikapi Guru Jarang Mengajar
SEABAD sudah bangsa kita melalui sebuah fase historis berjargon kebangkitan nasional. Dinamika bangsa pun mengalami pasang-surut. Dunia pendidikan yang notabene menjadi basis pencerahan peradaban bangsa pun telah mengalami fase-fase bersejarah dan telah banyak menghasilkan out-put yang turut mewarnai dinamika perjalanan hidup bangsa dari generasi ke generasi.

Heri Irawan, Ngabang
KITA tidak bisa mengingkari sebuah kenyataan bahwa pendidikan menjadi sebuah entitas yang akan sangat menentukan nasib masa depan bangsa. Namun, secara jujur harus diakui, dunia pendidikan kita masih carut-marut. Persoalannya makin rumit dan kompleks, baik yang berkaitan dengan masalah suprastruktur maupun infrastrukturnya.
Sementara itu, di tingkat praksis, banyak kalangan menilai, dunia pendidikan kita belum juga bergeser dari persoalan klasik. Pergantian kurikulum, anggaran pendidikan, profesionalisme guru, atau ujian nasional merupakan beberapa contoh persoalan klasik yang terus mengundang perdebatan dari tahun ke tahun.
Seperti dituturkan anggota DPRD Kabupaten Landak Markus Amid, S.Th, khususnya dunia pendidikan Kabupaten Landak, masih jauh dari harapan orang banyak, terutama menyikapi dunia pendidikan di daerah pedalaman Bumi Intan.
Masalah dunia pendidikan inipun tak henti-henti selalu disuaran melalui Fraksi-Farksi di DPRD Kabupaten Landak, termasuk juga fraksi lainnya. “Saya akui setiap tahun memang ada peningkatan untuk dunia pendidikan di Kabupaten Landak. Tapi, kenyataan dilapangan masih banyak ditemukan sekolah-sekolah daerah pendalaman yang tidak genah, seperti ada guru ditugaskan ke daerah pedalaman tidak mau negjara,” kata Ketua Fraksi Partai Demokrat (PD) ini.
Selain itu, masih ditemukan sekolah-sekolah sampai saat ini, oknum gurunya masuk pada saat ulangan umum, da juga guru masuk mengajar 2-3 bulan sekali. Kenyataan ini, menjadikan Pemerintah Kabupaten Landak, untuk membuka mata, dalam rangka Hardiknas pada tanggal 2 Mei lalu. “Keprihatinan ini harus kita tanggapi serius oleh Bupati Landak, bersama dewan, duduk bersama-sama mencari solusi terbaik, bagaimana kedepan agar dunia pendidikan Kabupaten Landak baki, maju dan berkembang,” harap Markus Amid.
Jika, masalah ini tidak direspon dengan baik, oleh bupati bersama dewan, lanjut Ketua Komisi B DPRD Landak ini, sampai kiamat pun, masalah pendidkan di Kabupaten Landak tidak akan pernah terselesaikan. Ia menjelakan, tradisi ini akan terus berlanjut, dimana ketika dilakukan pengangkatan tenaga guru baru, mereka melihat tabiat kurang baik guru senior berbuat salah, akhirnya ditiru pula para guru baru. “Guru-guru baru melihat, kesalahan guru senior tidak pernah ditindak oleh pihak Diknas, ada rasa rugi dihati guru baru tidak meniru gaya guru seniornya. Makanya, penentu kebijakan , harus merenung secara dalam dan panjang agar kedepan pendidikan kita kebih baih,” tadasnya.
Pria vokal ini tidak segan-segan menyebutkan ada beberapa sekolah-sekolah yang dikatagorikan tidak menjalan tugas secara baik, misalnya Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ayut Ansari Kecamatan Kuala Behe, SDN Dange Aji Desa Dange Aji Kecamatan Air Besar. Kemudian SDN Pelaik Desa Tengon Pelaik Kecamatan Air Besar, serta SDN Ampar Desa Kecamatan Kuala Behe. “Apa yang saya sebutkan hanya contoh segelintir, belum lagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Landak, mungkin masih banyak oknum guru yang tidak menjalankan tugasnya sebagai pengajar,” bebernya seraya mengakui, anehnya ada beberapa oknum guru honor dari Pemerintah Kabupaten Landak, punya karakter sama jarang mengajar, bahkan tidak pernah muncul dan mengajar.
Markus Amid menuding, melihat kenyataaan ini, Pemerintah Kabupaten Landak, melalui Dinas Pendidikan belum serius memperhatikan dunia pendidikan, terutama masalah oknum guru yang jarang mengajar. “Berbeda dengan guru yang benar-benar mengabdi kepada bangsa negara. Mereka itu harus mendapat tunjangan khusus dari Pemda, atau penghargaan yang berguna bagi sang guru itu. Selama ini kenyataan dilapangan, masalah mengajar dan mengajar haknya sama, tidak heran yang tadinya rajin mlah menjadi masalah mengajar, ” katanya.
Menyinggung pemerintah pusat mewacanakan akan ada sekolah gratis? Dijawab Markus Amid, menambahkan, bila memang sudah ada ketentuan dari pusat, sebagai peyambung aspirasi masyarakat, dewan tetap mendukung sepenuhnya dan memperjuangan kabar baik ini bisa direalisasikan pada tahun 2009. (*)


You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Refleksi Hardiknas di Kabupaten Landak"


Powered by www.tvone.co.id